Jari telunjuk Ridwan
menyusuri setiap deretan buku cerita milik Chang di rak bukanya. Setiap kali
menemukan buku, dia selalu membaca judul dan ternyata semua buku yang dia
temukan di rak telah dibaca semua olehnya. Ridwan adalah salah seorang sahabat
Chang yang selalu bermain dengannya. Bunyi berdentum-dentum dan desingan
pesawat tempur terdengar di playstation di sudut kamar Chang. Rambe seorang
sahabat Chang yang bertubuh besar dan rajin makan ini sedang asyik memainkan
alat kontrol.
Chang
hanya diam saja sambil memainkan lego miliknya, karena dia punya penyakit asma.
Karena kedua sahabatnya bosan di rumah Chang seperti hewan yang diperangkap,
mereka ingin bermain di luar, tetapi tidak tega meninggalkan Chang sendirian.
Chang ingat terhadap buah durian yang dibelinya kemarin dan masih sisa satu
buah. Mereka bertiga memutuskan untuk makan buah durian saja. Tak lama, buah
durian itupun habis.
Chang
ingin sekali bermain diluar bersama mereka. Akhirnya Chang memberanikan diri
untuk bermain diluar dengan resiko asmanya akan kambuh. Tanpa sepengetahuan
orang tua Chang, mereka bermain di bukit yang kaki bukitnya langsung menuju ke
sungai yang jernih. Mereka menunggangi sepeda mereka masing-masing dan berlomba
untuk samapi di puncak bukit. Di puncak bukit, mereka akan meluncur dengan
sepedanya dan mengerem saat sepeda hamper sampai di bibir sungai. Ridwan telah
mengingatkan Chang untuk berhati-heti dalam meluncur.
Tapi,
Chang malah melepas setir sepedanya dan arah sepeda berbelok kea rah
semak-semak. Sepeda Chang melaju dengan kencangnya sampai Chang bersama
sepedanya terjerumus ke dalam sungai yang tidak terlalu dalam. Ridwan dan Rambe
memutuskan untuk mengantarkan Chang pulang.
Hari
semakin siang, setelah sampai di rumah Chang, Ridwan dan Rambe memutuskan untuk
pulang ke rumah mereka masing-masing. Rambe malas untuk pulang karena dia
yakin, saat sampai di rumah, pasti keadaan rumah selalu ramai dengan keributan
kakak dan adiknya. Chang adalah anak ke empat dari delapan bersaudara. Dia
lebih memilih untuk bermain ke villa yang tak jauh dari rumahnya. Di berniat
untuk mengunjungi rumah Dokter Rachmat yang tinggal di villa nomor satu.
Sampai
di depan pintu gerbang villa, dia melihat bahwa pagar rumah Dokter Rachmat
terbuka. Tanpa basa-basi, dia segera masuk ke rumah tersebut. Saat sampai di
halaman, Rambe mendengar seperti teriakan akibat terinjak. Dia menoleh ke kanan
dan kiri, tapi dia hanya melihat seorang gadis yang memakai pakaian lusuh. Itupun
Rambe merasa tidak menginjaknya karena dia sebaya dengan Rambe.
Setelah berkenalan dengan
gadis itu, ternyata dia adalah Putri Mahkota Negeri Bawah Air yang bernama
Meutia. Ternyata, yang diinjak Rambe tadi adalah 2 bongkah batu kembar yang
dikutuk oleh penyihir jahat. Gadis itu menceritakan tentang kehidupannya yang
sudah lama ditinggal oleh kadua orang tuanya karena kecelakaan. Dulu, saat
ulang tahun Meutia yang ke-5, dia dihadiahkan seekaor kucing Anggora yang
cantik dan halus bulunya, tetapi dia malah menolaknya. Menteri yang bernama
Rangaswazir mengusulkan untuk membawa jalan-jalan Meutia agar memilih hadiahnya
sendiri.
Ternayata, kereta yang
dinaiki mereka telah dirusak dulu oleh si Rangaswazir. Sekarang Meutia tinggak
bersama paman dan bibinya dan memiliki sepupu yang dia sebut sebagai Dayang Uni
Ratna. Tak lama, terdengar suara yang keras memanggil Meutia dari lantai dua.
Ternyata, itu adalah Dayang Uni Ratna yang dianggap Meutia telah terpengaruh
dalam racun Rangaswazir. Kini Rangaswazir telah memiliki ilmu hitam yang
digunakan untuk memusnahkan Negeri Bawah Air. Negeri Bawah Air hanya dapat
dilihat dengan orang yang berhati murni.
Selesai bercerita panjang,
dengan rasa percaya atau tidak, Rambe pulang ke rumah karena hari sudah sore.
Besok dia akan kembali membawa Chang dan Ridwan. Samapai di rumah Meutia, semua
terperangah akibat cerita dari Meutia di teras. Kembali, si Ratna memergoki
Meutia yang bercerita kepada Chang, Ridwan, dan Rambe. Ratna menarik tangan
Meutia. Perdebatan demi perdebatan terjadi di antara Ratna dan Ridwan. Ratna
bersi keras mengatakan kalau Meutia sedang berkhayal dan semua omongannya itu
tidak benar. Yang akhirnya Ratna telah dubuat sadar oleh Ridwan yang telah
semena-mena dengan Meutia.
Akhirnya mereka berempat
bersahabat dan berjanji untuk mengalahkan Rangaswazir dan mengembalikan kedua
adik Meutia. Meutia merasa kalau Rangaswazir sekarang berada di sungai tempat
Ridwan, Chang, dan Rambe bermain. Mereka langsung mempersiapkan perbekalan
dalam perjalanan dan langsung menuju ke sungai melewati bukit dan semak
belukar. Sampai di sungai, mereka berlima menyusun rencana untuk mengalahkan
sang Rangaswazir.
Meutia akan dijadikan
umpan dan yang lainnya bersembunyi di balik batu besar yang ada di sungai. Saat
Meutia berada di tengah sungai, dia berpura-pura takut dan badannya menggigil.
Cara itulah yang digunakan untuk memancing si Rangaswazir. Saat Rangaswazir
datang, Rambe, Ridwan, dan Chang pun langsung menyergap dan memasukkan mereka
ke penjara. Sejak saat itulah, Meutia tidak lagi merasa takut karena racun dari
Rangaswazir dan semuanya kembali seperti semula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar